Saragih :
Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga saragih berasal dari Selatan [India], yang melakukan perjalanan ke Sumatera Timur ke daerah [Aceh], [Kabupaten Langkat], daerah [Bangun Purba, Deli Serdang|Bangun Purba], hingga ke Bandar Kalifah sampai [Kabupaten Batubara|Batubara].
Akibat desakan suku setempat, mereka kemudian bergerak ke daerah pinggiran [[Danau Toba|Toba]] dan [Pulau Samosir|Samosir]Pdt Juandaha Raya P. Dasuha, STh, SIB (Perekat Identitas Sosial Budaya Simalungun) 22/10/2006.
Marga Saragih pertama (Hasusuran-1) itu sendiri muncul saat salah seorang ''Puanglima'' (Panglima) dari kerajaan,Nagur dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan satu kerajaan baru di '''Raya''' (di sekitar daerah yang kini disebut Raya, Simalungun|Pematang Raya, Simalungun).
Saragih terdiri dari banyak sub-marga, antara lain:
1. Garingging
1. Dasalak
2. Dajawak
2. Sumbayak
3. Sidahuruk
4. Turnip
5. Simarmata
6. Sitanggang
7. Munthe
8. Sijabat
9. Sidabalok
10. Sidabukke
11. Simanihuruk
12. Siadari
13. Sidabutar
14. Siallagan
15. Sigalingging
16. Tamba
17. Rumahorbo
18. Tinambunan
Sinaga :
== Asal-usul ==
Menurut beberapa sumber, marga Sinaga berasal dari salah seorang Raja Goraha (Panglima) dari Raja Nagur yang dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan kerajaan Tanoh Djawa.
Adapun Sinaga menjadi salah satu dari 4 marga asli suku Simalungun saat terjadi ''Harungguan Bolon'' (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar (Raja Nagur, Raja Banua Sobou, Raja Banua Purba, Raja Saniang Naga) untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (''marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh'').
Keturunan dari Raja Saniang Naga di atas adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan.
Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi di Sumatera pada abad XIV, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima Bungkuk melarikan diri ke kerajaan Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah Sinaga.
Menurut '''Taralamsyah Saragih''', nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga '''Sinaga Dadihoyong''' setelah ia mengalahkan '''Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga''' dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu sumpah (''Sibijaon'').
Beberapa Sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari [[India]], salah satunya adalah menrurut '''Tuan Gindo Sinaga''' keturunan dari '''Tuan Djorlang Hatara'''.
Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daerah Naga Land (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Birma yang memang memiliki banyak Similaritas dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnyaPdt Juandaha Raya P. Dasuha, STh
submarga sinaga .......:
Sipayung, Sihaloho, Sinurat dan Sitopu.
Damanik :
== Asal-usul ==
Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga Damanik dan marga-marga lain dalam Suku Simalungun berasal dari Nagore ([[India]] Selatan) dan pegunungan Assam ([[India]] Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Birma, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan '''Nagur''' dari Raja dinasti Damanik.
'''Tuan Taralamsyah Saragih''' menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah [[Aceh]], [[Langkat]], daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.
Pada abad ke-12, keturunan Raja Nagur mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola dari [[India]], yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:
*'''Marah Silau''' (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
*'''Soro Tilu''' (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
*'''Timo Raya''' (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok)
Selain itu datang marga keturunan ''Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja'' yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.
Purba terdiri dari banyak sub-marga, antara lain:
1. Girsang
2. Pakpak
3. Raya
4. Siboro
5. Siborom Tanjung
6. Sidasuha
1. Sidadolog
2. Sidagambir
7. Sigumonrong
8. Sihala
9. Silangit
10. Tambak
11. Tambun Saribu
12. Tondang
13. Tua
14. dan lain-lain (silahkan ditambah)
Selain dari sub marga di atas, beberapa suku yang hidup di sekitar daerah Simalungun juga berbaur dengan penduduk bermarga Purba dan mengakibatkan timbulnya afiliasi marga-marga lain dengan marga Purba, antara lain: Manorsa, Simamora, Sigulang Batu, Parhorbo, Sitorus dan Pantomhobon.
dikutip dari : http://id.wikipedia.org
Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga saragih berasal dari Selatan [India], yang melakukan perjalanan ke Sumatera Timur ke daerah [Aceh], [Kabupaten Langkat], daerah [Bangun Purba, Deli Serdang|Bangun Purba], hingga ke Bandar Kalifah sampai [Kabupaten Batubara|Batubara].
Akibat desakan suku setempat, mereka kemudian bergerak ke daerah pinggiran [[Danau Toba|Toba]] dan [Pulau Samosir|Samosir]Pdt Juandaha Raya P. Dasuha, STh, SIB (Perekat Identitas Sosial Budaya Simalungun) 22/10/2006.
Marga Saragih pertama (Hasusuran-1) itu sendiri muncul saat salah seorang ''Puanglima'' (Panglima) dari kerajaan,Nagur dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan satu kerajaan baru di '''Raya''' (di sekitar daerah yang kini disebut Raya, Simalungun|Pematang Raya, Simalungun).
Saragih terdiri dari banyak sub-marga, antara lain:
1. Garingging
1. Dasalak
2. Dajawak
2. Sumbayak
3. Sidahuruk
4. Turnip
5. Simarmata
6. Sitanggang
7. Munthe
8. Sijabat
9. Sidabalok
10. Sidabukke
11. Simanihuruk
12. Siadari
13. Sidabutar
14. Siallagan
15. Sigalingging
16. Tamba
17. Rumahorbo
18. Tinambunan
Sinaga :
== Asal-usul ==
Menurut beberapa sumber, marga Sinaga berasal dari salah seorang Raja Goraha (Panglima) dari Raja Nagur yang dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan kerajaan Tanoh Djawa.
Adapun Sinaga menjadi salah satu dari 4 marga asli suku Simalungun saat terjadi ''Harungguan Bolon'' (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar (Raja Nagur, Raja Banua Sobou, Raja Banua Purba, Raja Saniang Naga) untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (''marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh'').
Keturunan dari Raja Saniang Naga di atas adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan.
Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi di Sumatera pada abad XIV, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima Bungkuk melarikan diri ke kerajaan Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah Sinaga.
Menurut '''Taralamsyah Saragih''', nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga '''Sinaga Dadihoyong''' setelah ia mengalahkan '''Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga''' dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu sumpah (''Sibijaon'').
Beberapa Sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari [[India]], salah satunya adalah menrurut '''Tuan Gindo Sinaga''' keturunan dari '''Tuan Djorlang Hatara'''.
Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daerah Naga Land (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Birma yang memang memiliki banyak Similaritas dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnyaPdt Juandaha Raya P. Dasuha, STh
submarga sinaga .......:
Sipayung, Sihaloho, Sinurat dan Sitopu.
Damanik :
== Asal-usul ==
Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga Damanik dan marga-marga lain dalam Suku Simalungun berasal dari Nagore ([[India]] Selatan) dan pegunungan Assam ([[India]] Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Birma, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan '''Nagur''' dari Raja dinasti Damanik.
'''Tuan Taralamsyah Saragih''' menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah [[Aceh]], [[Langkat]], daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.
Pada abad ke-12, keturunan Raja Nagur mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola dari [[India]], yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:
*'''Marah Silau''' (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
*'''Soro Tilu''' (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
*'''Timo Raya''' (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok)
Selain itu datang marga keturunan ''Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja'' yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.
Purba terdiri dari banyak sub-marga, antara lain:
1. Girsang
2. Pakpak
3. Raya
4. Siboro
5. Siborom Tanjung
6. Sidasuha
1. Sidadolog
2. Sidagambir
7. Sigumonrong
8. Sihala
9. Silangit
10. Tambak
11. Tambun Saribu
12. Tondang
13. Tua
14. dan lain-lain (silahkan ditambah)
Selain dari sub marga di atas, beberapa suku yang hidup di sekitar daerah Simalungun juga berbaur dengan penduduk bermarga Purba dan mengakibatkan timbulnya afiliasi marga-marga lain dengan marga Purba, antara lain: Manorsa, Simamora, Sigulang Batu, Parhorbo, Sitorus dan Pantomhobon.
dikutip dari : http://id.wikipedia.org
sepz deh
menurut aubahat dope sub - sub marga ni saragih ai botou,go lang salah adong do kurang lebih 50,ai ma ase sering makka " tar botou 'marga/boru saragih.ya ga 3x?
orang tua laki-laki saya bermarga sirait , ibu saya purba saya orang simalungun tapi saya ngga bisa bahasa batak....tapi keluarga saya semua nya bisa cuma saya sendiri yang ngga bisa .. apakah saya pantas di sebut orang batak..???
@lae sirait....
asal ada kesadaran bahwa kita orang batak...itu sudah membuktikan kita orang batak...
akan tetapi,,lebih baik jika kita mengetahui dan bisa berbahasa batak...karena itu akan lebih mendukung kita menunjukkan jati diri seorang batak...iya kan???
sdfddgbhghk
abaaangggggg...may adapted thiz artikel to my blog?? hehe.. boleh yaaaa...
aku pengen belajar budaya simalungun nie.
hihi..
;))