Tempat wisata merupakan suatu daya tarik suatu daerah untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatawan Luar Negeri yang selanjutnya dapat menambah devisa bagi daerah tersebut. Tempat wisata merupakan suatu image bagi daerah untuk dapat berkembang, karena para wisatawan awalnya akan menilai daerah tersebut dari tempat wisata tersebut.
Perkembangan tempat wisata di Simalungun pada dasarnya sangat menurun, karena kurang sadarnya pemerintah kabupaten simalungun dalam membangun atau menjaga kelestarian dari tempat wisata yang ada. Dan juga, kurangnya publikasi publik tentang daerah-daerah tempat wisata di Kabupaten Simalungun. Hal ini membuat para wisatawan tidak tahu dan tidak betah untuk mengunjungi daerah wisata di daerah Simalungun. Padahal kita tahu, daerah wisata di simalungun cukup banyak, seperti Parapat, Tanjung Unta, Simarjarunjung, Rumah Bolon, dll.
Saat ini daerah-daerah wisata di Simalungun semakin jarang di singgahi oleh wisatawan domestik maupun dari wisatawan luar negeri. Yang mana tentunya membuat devisa pendapatan daerah dari sektor pariwisata semakin berkurang.
Fakta ini tentunya sangat merugikan Pemerintah Kabupaten Simalungun dan juga masyarakat yang mencari nafkah atau pun mencari rejeki di daerah wisata tersebut. Masyarakat tidak akan dapat lagi mencari nafkah disana, bahkan penjual barang-barang souvenir di lokasi sudah banyak tutup. Seperti halnya di lokasi wisata Rumah Bolon di Pematang Purba. Rumah Bolon, pada saat ini juga bagaikan "Peluru Perang Yang Ditinggalkan Oleh Tentera Di Medan Juang". Tidak ada yang mengurus, dan bagaikan dilepas tangan saja.
Tapi mengapa ini bisa terjadi?. Apakah ini salah dari masyarakat di sekitar objek wisata, ataupun salah dari Pemerintah Kabupaten Simalungun ?
Mari kita berbenah diri, dan memikirkan ini semua. Lokasi objek wisata dapat dilihat disini
Fakta ini tentunya sangat merugikan Pemerintah Kabupaten Simalungun dan juga masyarakat yang mencari nafkah atau pun mencari rejeki di daerah wisata tersebut. Masyarakat tidak akan dapat lagi mencari nafkah disana, bahkan penjual barang-barang souvenir di lokasi sudah banyak tutup. Seperti halnya di lokasi wisata Rumah Bolon di Pematang Purba. Rumah Bolon, pada saat ini juga bagaikan "Peluru Perang Yang Ditinggalkan Oleh Tentera Di Medan Juang". Tidak ada yang mengurus, dan bagaikan dilepas tangan saja.
Tapi mengapa ini bisa terjadi?. Apakah ini salah dari masyarakat di sekitar objek wisata, ataupun salah dari Pemerintah Kabupaten Simalungun ?
Mari kita berbenah diri, dan memikirkan ini semua. Lokasi objek wisata dapat dilihat disini
Halo bro... Horas. Salam kenal. Blognya asik. Semoga sukses
kalo saya bilang Pemda dan masyarakat terlalu mengeksploitasi sisi komersilnya nggak pernah menempatkan objek-objek wisata tersebut sebagai aset daerah dan warisan leluhur yang perlu dijaga.
-IMHO-
HORAS..saya hanya berpesan,tak ada kata terlambat mari kita sama - sama berbenah,kita tunjukan bahwa warga simalungun benar-benar cinta budaya nya,untuk kelangsungan generasi berikutnya..
Horas...............
Semoga ke depannya pemerintah dan dinas pariwisata simalungun lebih aktif lagi untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada.
This is true. Batak culture is very rich and diverse, making Batak culture admired and even there there are also many area attractions.
Regards
Jegez Love Batak