Belakangan ini muncul trend yang semakin kuat tentang bagaimana cara kita seharusnya bekerja. Umumnya, cara orang bekerja adalah dengan bekerja di sebuah perusahaan yang menuntut komitmen waktu tertentu, misalnya 40 jam seminggu. Di Amerika, pekerjaan semacam ini dikenal dengan istilah “9 to 5″ karena jam kerjanya adalah dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore.
Kenyataannya, jam kerja terus meningkat, lebih dari jam kerja normal yang 40 jam seminggu. Sebuah penelitian belakangan ini menyebutkan bahwa di banyak perusahaan di Amerika jam kerja sesungguhnya mencapai 70 jam seminggu! Ini berarti bekerja hampir 12 jam sehari selama 6 hari!
Kenyataannya, jam kerja terus meningkat, lebih dari jam kerja normal yang 40 jam seminggu. Sebuah penelitian belakangan ini menyebutkan bahwa di banyak perusahaan di Amerika jam kerja sesungguhnya mencapai 70 jam seminggu! Ini berarti bekerja hampir 12 jam sehari selama 6 hari!
Dari kenyataan seperti ini, belakangan muncul gerakan yang mengatakan bahwa kita harusnya bekerja dengan cara baru yang fleksibel. Inti filosofinya adalah ini:
Umumnya orang bekerja untuk mendapatkan uang. Tapi seharusnya kita bekerja untuk membangun sistem yang bisa menghasilkan uang secara otomatis.
Pekerjaan kita seharusnya adalah membangun sistem yang bisa menghasilkan uang secara otomatis tanpa memerlukan kehadiran kita. Memang, konsep yang mirip yaitu “passive income” pernah dipopulerkan oleh Kiyosaki. Tapi saya merasa bahwa apa yang muncul belakangan ini lebih dalam dan lebih luas variasinya dibandingkan dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Kiyosaki.
Buku terbaru di bidang ini adalah The 4-Hour Workweek yang ditulis oleh Timothy Ferriss. Tidak seperti Kiyosaki yang lebih mementingkan soal “passive income”, Ferriss lebih mementingkan pada gaya hidup dengan “passive income” sebagai salah satu sarana mencapainya (dua sarana yang lain adalah waktu dan mobilitas).
Yang saya tangkap belakangan ini, kelihatannya trend di masa depan akan mengarah ke bermunculannya “virtual company” di mana setiap orang bisa membangun perusahaannya sendiri yang berskala internasional. Meskipun hanya didirikan oleh satu orang, perusahaan ini bakal bisa menangani pekerjaan dalam skala yang cukup besar dengan memanfaatkan konsep “outsourcing”.
Menarik sekali kan, kalau kita bisa punya pekerjaan yang fleksibel, independen, tapi sekaligus berskala internasional?
kutipan dari : www.gayahidupdigital.com
Umumnya orang bekerja untuk mendapatkan uang. Tapi seharusnya kita bekerja untuk membangun sistem yang bisa menghasilkan uang secara otomatis.
Pekerjaan kita seharusnya adalah membangun sistem yang bisa menghasilkan uang secara otomatis tanpa memerlukan kehadiran kita. Memang, konsep yang mirip yaitu “passive income” pernah dipopulerkan oleh Kiyosaki. Tapi saya merasa bahwa apa yang muncul belakangan ini lebih dalam dan lebih luas variasinya dibandingkan dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Kiyosaki.
Buku terbaru di bidang ini adalah The 4-Hour Workweek yang ditulis oleh Timothy Ferriss. Tidak seperti Kiyosaki yang lebih mementingkan soal “passive income”, Ferriss lebih mementingkan pada gaya hidup dengan “passive income” sebagai salah satu sarana mencapainya (dua sarana yang lain adalah waktu dan mobilitas).
Yang saya tangkap belakangan ini, kelihatannya trend di masa depan akan mengarah ke bermunculannya “virtual company” di mana setiap orang bisa membangun perusahaannya sendiri yang berskala internasional. Meskipun hanya didirikan oleh satu orang, perusahaan ini bakal bisa menangani pekerjaan dalam skala yang cukup besar dengan memanfaatkan konsep “outsourcing”.
Menarik sekali kan, kalau kita bisa punya pekerjaan yang fleksibel, independen, tapi sekaligus berskala internasional?
kutipan dari : www.gayahidupdigital.com
Comments :
Post a Comment