Pemilihan gubernur dan wakil gubernur sumatera utara tidak seperti yang diharapkon oleh banyak warga Sumatera Utara. Banyaknya warga yang tidak ikut memilih menjadi sumber dari ketidaksempurnaan Pilkada Sumut.
Dibawah ini adalah serba-serbi sedikit masalah dalam Pilkada Sumatera Utara :
Gelombang unjuk rasa ke kantor KPU sumut dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumut dan aksi kedua dilakukan puluhan massa dari Lembaga Mahasiswa Analisis Sosial dan Politik (LMISPI).
"Pada intinya, kedua aksi unjuk rasa tersebut menyoroti masih banyaknya masyarakat yang belum mendapat kartu pemilih, adanya kartu pemilih atas nama orang yang sudah meninggal dunia, adanya pemilih ganda, ditemukannya kartu pemilih anak-anak serta kemungkinan terjadinya money politics dalam Pilkada ". Berita lengkapnya klik disini
Dibawah ini adalah serba-serbi sedikit masalah dalam Pilkada Sumatera Utara :
Gelombang unjuk rasa ke kantor KPU sumut dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumut dan aksi kedua dilakukan puluhan massa dari Lembaga Mahasiswa Analisis Sosial dan Politik (LMISPI).
"Pada intinya, kedua aksi unjuk rasa tersebut menyoroti masih banyaknya masyarakat yang belum mendapat kartu pemilih, adanya kartu pemilih atas nama orang yang sudah meninggal dunia, adanya pemilih ganda, ditemukannya kartu pemilih anak-anak serta kemungkinan terjadinya money politics dalam Pilkada ". Berita lengkapnya klik disini
Setelah unjuk rasa yang dilakukan oleh LSM dan organisasi mahasiswa ini, adalah unjuk rasa warga deliserdang yang tidak ikut memilih dalam Pilkada Sumatera Utara. Hal ini terjadi karena Mereka protes mengapa tidak mendapatkan kartu pemilih. Padahal mereka mimiliki semua kelengkapan untuk mendapatkan kartu pemilih. "Kenapa kami tak bisa mencoblos," kata seorang warga yang tak bisa mencoblos. Berita lengkapnya klik disini
50% warga Nias tidak ikut melakasanakan pemilihan gubernur. Hal ini disebabkan pendataan PPK, KPUD dan Dinas Kependudukan Kabupaten Nias tidak lengkap. Berita lengkapnya klik disini
Banyak ditemukan kartu pemilih siluman yang notabenenya adalah asli dari KPU sumut. Dan kartu itu merupakan kartu pemilih yang sah, akan tetapi hanya salah orang saja. Kartu tersebut diberikan kepada orang yang tidak sesuai dengan nama pemilih di kartu pemilih tersebut. Berita lengkapnya klik disini
wah...ini beritanya makin lucu..
Sakila Azahra misalnya, bayi berusia tiga tahun ini entah mengapa memiliki kartu pemilih. Begitupula adiknya Hafiza. Akan tetapi, kedua orang tuanya tidak mendapat kartu pemilih. heheh...heheh..heheh...lucu bukan ?? Berita lengkapnya klik disini
Ini semua terjadi karena tidak adanya keseriusan dari pihak KPU Sumut dalam mendata warga sumut. Sepengetahuan saya, di tempat saya tinggal disekitar padang builan Medan, tidak ada anggota dari pihak KPU Sumut mendata warga, dalam hal untuk proses pendataan dalam pemilihan kepada daerah sumatera utara tahun 2008. Kenapa ini bisa terjadi yah?? Padahal, setidaknya warga mempunyai hak dan kewajiban dalam Pilkada ini.
Akan tetapi, warga harus rela melepas segala hak dan kewajibannya dalam Pilkada Sumatera Utara.
Huh...ini lah sekelumit ketidak sempurnaan dalam Pilkada Sumut 2008.
" Jerit hati warga Medan yang tidak dapat memberikab hak pilihnya : kami menjadi golput paksaan dalam pilkada sumut 2008. Kami hanya bisa menonton orang mencoblos gambar calon, kami hanya bisa menyaksikan orang berpesta demokrasi, dan kami hanya bisa diam terbisu melihat semua ini, tanpa bisa ikut dalam pesta demokrasi ini."
Semuanya telah terjadi, untuk kedepan diharapkan semuanya tidak akan terulang lagi. Kenyataan yang tidak memberikan hak merdeka bagi warga tidak terjadi lagi. Bangsa kita sudah lama merdeka, Akan tetapi, mengapa dalam hal memberikan hak pilih ini saja warga tidak merdeka ???
50% warga Nias tidak ikut melakasanakan pemilihan gubernur. Hal ini disebabkan pendataan PPK, KPUD dan Dinas Kependudukan Kabupaten Nias tidak lengkap. Berita lengkapnya klik disini
Banyak ditemukan kartu pemilih siluman yang notabenenya adalah asli dari KPU sumut. Dan kartu itu merupakan kartu pemilih yang sah, akan tetapi hanya salah orang saja. Kartu tersebut diberikan kepada orang yang tidak sesuai dengan nama pemilih di kartu pemilih tersebut. Berita lengkapnya klik disini
wah...ini beritanya makin lucu..
Sakila Azahra misalnya, bayi berusia tiga tahun ini entah mengapa memiliki kartu pemilih. Begitupula adiknya Hafiza. Akan tetapi, kedua orang tuanya tidak mendapat kartu pemilih. heheh...heheh..heheh...lucu bukan ?? Berita lengkapnya klik disini
Ini semua terjadi karena tidak adanya keseriusan dari pihak KPU Sumut dalam mendata warga sumut. Sepengetahuan saya, di tempat saya tinggal disekitar padang builan Medan, tidak ada anggota dari pihak KPU Sumut mendata warga, dalam hal untuk proses pendataan dalam pemilihan kepada daerah sumatera utara tahun 2008. Kenapa ini bisa terjadi yah?? Padahal, setidaknya warga mempunyai hak dan kewajiban dalam Pilkada ini.
Akan tetapi, warga harus rela melepas segala hak dan kewajibannya dalam Pilkada Sumatera Utara.
Huh...ini lah sekelumit ketidak sempurnaan dalam Pilkada Sumut 2008.
" Jerit hati warga Medan yang tidak dapat memberikab hak pilihnya : kami menjadi golput paksaan dalam pilkada sumut 2008. Kami hanya bisa menonton orang mencoblos gambar calon, kami hanya bisa menyaksikan orang berpesta demokrasi, dan kami hanya bisa diam terbisu melihat semua ini, tanpa bisa ikut dalam pesta demokrasi ini."
Semuanya telah terjadi, untuk kedepan diharapkan semuanya tidak akan terulang lagi. Kenyataan yang tidak memberikan hak merdeka bagi warga tidak terjadi lagi. Bangsa kita sudah lama merdeka, Akan tetapi, mengapa dalam hal memberikan hak pilih ini saja warga tidak merdeka ???
Tulisan artikel di blog Anda bagus-bagus. Agar lebih bermanfaat lagi, Anda bisa lebih mempromosikan dan mempopulerkan artikel Anda di infoGue.com ke semua pembaca di seluruh Indonesia. Salam Blogger!
http://www.infogue.com/
http://www.infogue.com/masalah_politik/banyak_warga_sumut_menjadi_golput_paksaan_karena_tidak_terdata_/
wah...
aneh neh...
gmn bisa mereka yah????